Hai, smua... ketemu lagi dengan saya
Seperti kalian lihat, saya membuat postingan terbaru, yuhu*
Benar, sekali judul diatas udah ada, jadi kali ini saya membahas sebuah Resensi Novel .......Jadi, langsung aja ya Check it dude.
Seperti kalian lihat, saya membuat postingan terbaru, yuhu*
Benar, sekali judul diatas udah ada, jadi kali ini saya membahas sebuah Resensi Novel .......Jadi, langsung aja ya Check it dude.
RESENSI BUKU FIKSI
BELIEVE
Penulis : Morra Quatro
Penerbit : GagasMedia
Kategori : Romances
Cetakan : Ke-1
Tebal : viii + 212 Halaman
ISBN : 979-780-526-3
Novel Believe yang
bertemakan kepercayan akan cinta dan memiliki alur terbuka ini merupakan
kumpulan cerita pendek karya Morra Quatro . Buku setebal 212 halaman ini membawa pembacanya untuk
menanggapi lebih dalam bahwa kisah cinta yang disuguhkan dengan akhiran yang
bahagia dan juga menyedihkan.
Novel ini diawali dengan
sebuah prolog yang terkesan langsung menuju inti cerita antara Biru dan Langit,
yang dipaparkan secara langsung percakapan mereka dalam komunikasi jarak jauh ,yaitu
lewat telepon seluler. Langit dan Biru terlihat sangat Gigih bila Hubungan
jarak jauh mereka akan berhasil dilewati. Dapat diketahui perwatakan mereka
dalam dialog antartokoh yang ditulis oleh penulis . Biru mengatakan “yang harus
aku lakukan adalah mencoba.” “ aku akan ngumpulin amin dari 40 orang, it sounds
stupid, I know.. but I’ll do it”. Dan dibalas Langit dengan ucapan yang sama” “
You know what.. aku akan mengumpulkan
amin juga, sebanyak-banyaknya.” Ketika
Biru mengetahui bahwa mereka harus berpisah karena Langit ingin
meneruskan Pendidikannya ke Universitas Islam di Kairo karena keinginan Ibunya
sendiri. Rasa tertekan yang dialami Biru akibat perpisahannya dengan Langit
membuat dirinya sendiri bersikap Represif. Kadang Biru terlihat cengeng dan
merasa putus asa dengan keadaan hubungannya tersebut seperti yang dipapaparkan
“saat aku tahu kamu adalah satu-satunya orang yang bersedia mendengarku
menangis.” “kini, aku terisak.” Walapun begitu Biru bisa menutup perasaanya
dalam keadaan berhubungan jarak jauh, terlihat dalam penuturan Biru “aku
terbiasa menahan diri dari apa yang ku rasakan, yang ingin ku ucapkan.” “Untuk
bersikap kuat, tenang, terlihat tegar atau berpura-pura kuat.”
Pada bagian pertama novel,
Penulis menceritakan Biru yang mengingat kembali kenangannya ketika bersama Langit
saat dia mengunjungi Jogja, dimana perbincangannya dengan Langit.Disini Penulis
memaparkan Penokohan tentang Bunda Langit yang sangat menginginkan Langit untuk
mendapatkan gelar Master Al-azhar seperti pemaparan Biru “ Bundamu ingin kamu
dapat gelar Al-Azhar seperti semua anak laki-laki dirumah. . . “. “ dan nikah
dengan gadis lulusan gontor atau Al-Azhar juga “. Mungkin disinilah tantangan
terberat Cinta mereka berdua antara keinginan orangtua mereka masing-masing dan
keinginan mereka untuk bersama, Hubungan mereka bisa dibilang tidak mudah.
Masih, pada bagian pertama
Novel, Penulis secara apik menceritakan beberapa cerita tentang Tokoh yang
berbeda, saat dibagian Kenangan Langit waktu kecil ketika dia memasuki sebuah
pondok pesantren dan dimana saat dia di Jepara berkumpul di sebuah Lapangan
Bola “Ia menghampiri Wolf yang berdiri tegak menjulang di sisi tiang gawang
kayu.” bersama Wolf dan Attar Kakak tertua Langit, juga teman-teman yang lain.
Kenangan yang ditulis penulis tentang masa Kecil Langit, tidak terlalu
menyenangkan saat penulis menuturkan bahwa Lapangan bola dimana mereka
berkumpul akan disegel kepala Sekdes, saat Aziz tokoh yang dipaparkan oleh
penulis yang memilik watak sebagai Anak kecil yang sederhana yaitu “ hanya
mengenakan sepotong celana pendek, berlari kencang tanpa alas kaki…Anak itu
belum lama keluar dari karantina khitannya... “ dan memiliki daya ingat yang
kuat“ katanya berisik, kang. Tiap sore menggangu aktivitas mesjid dan
ketertiban masyarakat”. “ . . . ingatan kanak-kanak memang sungguh canggih” ,
Tiba-tiba datang menemui mereka di Lapangan Bola. Walaupun begitu, Wolf Kakak
tertua Langit yang dipaparkan penulis berwatak
sangat fanatik dengan hobinya ini “ tiang gawang itu adalah yang kali
pertama dia tangani pada hari kepulangannya” dan berwibawa juga sopan “ tanya
Wolf pelan – masih dalam tekanan suara khas penuh wibawa.. “tanyanya, dalam
tutur anak PM Gontor featuring Universitas Al-Azhar yang sangat khas, yang amat
sopan itu” sangat terkejut dengan penuturan Aziz.
Masih dalam keterkejutan
Langit beserta Kedua Kakak Tertuanya tersebut dan teman-teman yang lain, tak
disangka datang seorang Sekdes yang dipaparkan penulis berwatak congkak ”meletakkan
tangan dipinggang, lalu menunjuk-nunjuk”. “ Kedua tangannya terpasang lebih
kencang pada pinggang” dan juga sangat tegas dan pemarah “ ndak boleh main
disini lagi, Teriaknya ”. “ bocah-bocah gak iso diatur! “...“ Pak Sekdes
melotot” .Datang bersama hansip di belakangnya menyuruh mereka untuk menyegel
Lapangan Bola tersebut, karena sangat menganggu kegiatan Masjid di sampingnya.
Zul teman masa kecil Jendra yang berwatak Pendendam dengan Pak Sekdes “
memusuhi pak sekdes sejak mereka dikejar-kejar gara-gara main petasan sehabis
sahur pada bulan puasa” dengan tegas bahwa mereka bermain tidak menganggu
kegiatan Masjid disampingnya, tetap saja penuturan Zul tidak terlalu di
dengarkan oleh Pak Sekdes. Jendra, Zul, Attar dan langit menyusun strategi,
saat mereka berada di rumah Langit. Attar yang dipaparkan berwatak cerdik dan
banyak akal “ kita bisa singkirkan portalnya” menuturkan untuk menyingkirkan
portal pada Lapangan Bola tersebut. Mereka menyetujui ajakan tersebut dan
mengajak teman-teman yang lainnya, sebelum Wolf yang berwatak Soleh “ Wolf
duduk disofa – baru selesai shalat – masih dengan koko, sarung, peci dan Al-qur’an
kecil ditangannya” mendekati mereka untuk menunaikan kewajiban mereka terlebih
dahulu. Mereka pun akhirnya melaksanakan strategi tersebut saat Hujan tiba, dan
hal ini diketahui oleh Bunda Langit yang juga digambarkan seorang yang cemas
terhadap anaknya“ Kan sudah ndak boleh main disana? Ujarnya cemas “. “ Bunda,
gak usah khawatir”. Dan dengan watak keras kepala Attar “Astaga, Bunda, kita
kan sudah besar.....” dia berlari paling akhir menyusul Teman-teman yang
lainnya di Lapangan Bola.
Novel Believe ini, masih
pada bagian pertama novel . Tetapi pada bagian ini sang Penulis menceritakan
masa Lalu Biru saat SMA. Dan dimana dia menceritakan seseorang yang bernama
Faris yang dipaparkan sang penulis yang wataknya mempesona “ pada hari kedua Faris masuk disekolahku,
sudah ada kakak kelas yang mengiriminya surat cinta “ , Terkenal “ setiap gadis
yang dekat dengan Faris sejak kelas satu selalu jadi omongan “ , Ramah “ Faris
mempunyai pandangan yang ramah” , dan juga Pintar “ Faris baru saja menjuarai
olimpiade Kimia tingkat Nasional “. Tak kalah dengan Kakaknya Faris yaitu Faruq
yang diceritakan Penulis sebagai orang yang berwatak Terkenal, Aktif dalam
berbagai kegiatan , dan berjiwa kepemimpinan yang besar juga berprestasi “Faruq
yang ketua OSIS, Pemimpin tim paskibra, pemenang olimpiade Kimia dan kapten tim
sepakbola sekolah” .Tidak hanya itu Penulis menambahkan sedikit watak Faruq
yang berlawanan dengan Faris dalam hal Playboy“ Faruq mempunyai banyak pacar “
dan juga angkuh dengan orang lain“ faruq bisa terlihat angkuh dengan caranya
menatap orang “. Dalam Novel ini saat Biru bersekolah SMA dipaparkan penulis
sebagai orang yang tidak terlalu peduli dengan lingkungan sekolahnya sendiri
apalagi dengan laki-laki tampan di sekolahnya terutama Faris. Tetapi karena
Biru dan Langit sekelas membuat mereka semakin mengenal satu sama lain, saat
mengerjakan tugas kelompok terutama saat di Laboraturium Biologi. Biru
mengetahui bahwa Faris sudah memiliki seorang pacar dari pemberitahuan
teman-teman sekelasnya, dia adalah Fara yang dipaparkan seorang penulis
berwatak Baik dan Ramah “ namun, kak Fara tetap baik dan ramah” , Penyanyang “
dia sangat menyayangi Faris “ . Tapi tak diduga-duga hubungan mereka berakhir
dengan pemberitaan heboh di sekolah mereka. Ketertarikan Faris terhadap Biru
juga sudah mulai terlihat, tapi tetap saja Biru tidak ingin bepacaran dengan
siapapun karena dia dimarahi Papanya bila ketahuan berpacaran. Tapi, penulis
bisa menghadirkan rasa penyesalan dan kesedihan yang mendalam tentang seseorang
yang bernama Faris meninggal saat menemui Biru dalam bagian ini.Dan bisa
membuat pembaca bisa terbawa suasana.
Novel pada bagian kedua,
diawali kisah Langit yang sudah berada Di Kairo , sebuah apartemen yang
disewakan oleh KBRI.Di Kairo Langit tidak sendiri dia bersama, Jendra bersama
pacarnya yaitu, Zahra yang dipaparkan penulis berwatak manja dan perhatian pada
Jendra “ Zahra keluar dari pantry dengan sepasang cangkir kopi panas
ditangannya. Ia ulurkan satu kepada Jendra “ . “ kemudian menyandarkan dirinya
dengan nyaman kepada Jendra “ , Mahendra, dan Juga Fariel yang berwatak Anak
pintar yang sederhana. Tidak hanya itu, Fariel tidak sendiri dia juga bersama
pacarnya, yaitu Jasmisne seorang anak Dubes untuk Maroko yang ternyata juga
adalah seorang mantan Jendra. Jasmine mengunjungi apartemen mereka ,berkumpul,
dan juga bercengkerama bersama yang lainnya.Dalam bagian kedua cerita novel
ini,Jasmine digambarkan penulis berwatak Tulus“ dengan tatapan seperti saat
musim semi tahun lalu. Tulus. Tidak berubah “. “ dan setulus hati Jasmine “,Tidak
Pendendam “ tetap saja tidak ada penghakiman, kemarahan atau kebencian apapun “
dan juga Sederhana “ Jasmin – tidak seperti yang mungkin dibayangkan banyak
orang tentang anak jurusan teknik yang smart berprestasi – terlihat sangat
biasa “.
Rahasia Jendra yang pernah
berpacaran dengan Jasmine tidak
diketahui oleh semua temannya, terutama Fariel pacar baru Jasmine. Hingga
rahasia itu terbongkar, ketika Jendra dan Fariel berada di lorong apartemen
yang sempit.Awal pertengkaran mereka dipaparkan oleh penulis, saat Fariel
memuji kecantikan dan keistimewaan jasmine kepada Jendra, dan Jendra sudah tahu
segalanya tentang Jasmine, hingga akhirnya dia mengungkapkan rahasia yang tidak
diketahui oleh Fariel, seperti yang dipaparkan Penulis dalam bagian novel kedua
ini Jendra berwatak suka menyimpan rahasia dan kebohongannya sendiri “ . . . karena kebohongan yang tak bisa lagi
ditutupi”. “ setelah berbulan-bulan rahasia itu terkunci rapat “. Dapat
diketahui bahwa latar yang kami dapat di bagian novel kedua ini adalah
bersuasana pertengkaran antara Jendra dan Fariel ”Mereka saling menyeret,
memukul, membanting. Hingga terakhir kali Jendra mendorong Fariel.”
Pertengkaran Jendra dengan Fariel yang membicarkan Jasmine diketahui oleh Zahra
pacarnya sendiri dia merasa marah dan kesal kepada Jendra“ marah, kesal – penuh
penghakiman . ku rasa dia ingin menampar, kalau itu mungkin “. “ penuh
kemarahan menatap Jendra “.
Masih pada bagian kedua
cerita dalam Novel, tetapi penulis memaparkan cerita Biru saat dia ke Yogya
bertemu dan berkumpul dengan teman-temannya , yaitu Zie dan juga Egit. Egit dan
Zie dulunya adalah sepasang kekasih sama seperti Biru dan Langit, sayangnya
mereka sekarang sudah tidak bersama lagi karena pertengkaran yang
mempermasalahkan pernikahan, ketika Zie
menanyakan hubungan mereka selepas mereka sudah wisuda. Walaupun itu sudah lama
berlalu, mereka tetap berteman hingga sekarang. Egit digambarkan oleh penulis
berwatak kocak dan ramah “ ia kocak, hangat “ , walaupun dia sedikit tidak bisa merangkai
kata-katanya sendiri “ yang sangat tidak pandai mengungkapkan pikiran atau
perasaan dengan kata-kata. Aku tidak pandai, begitu juga Egit “. Dan Zie
digambarkan oleh penulis berwatak ceroboh“ zie selalu menumpahkan apapun yang
ia minum “ dan hampir sama dengan Egit tidak bisa merangkai kata-katanya
sendiri untuk dibicarakan“ yang sangat tidak pandai mengungkapkan pikiran atau
perasaan dengan kata-kata. Zie tidak pandai “. Sebenarnya penulis ingin
menceritakan Cinta yang bisa menerima kembali walau itu dulunya adalah
perpisahan yang pahit, seperti gambaran cerita cinta Zie dan Egit. Zie yang masih
saja memiliki perasaan pada Egit, akhirnya mereka bisa bertemu lagi sama-sama
memiliki perasaan yang sama.
Sama, pada bagian kedua
cerita Novel, tapi dalam bagian ini penulis menceritakan cerita Langit tentang
cerita Cinta Attar Kakak Langit, yang akhirnya bahagia menikahi temannya
sendiri, yaitu Rein.Awal mula cerita cinta antara Attar dan Rein sangat rumit ,
karena Rein masih berpacaran dengan Elang , yaitu teman Attar , dan Rein
berhubungan jarak jauh dengan Elang. Attar kembali ketempat dia mengenang
pertemanannya dengan Elang , dan latar yang kami dapat dari pertemuan Attar dan
Rein adalah disebuah pantai. Rein digambarkan oleh Penulis seseorang yang
Sholeh dan sopan dalam berpakain “ Rein berjilbab, dan jilbabnya terulur dengan
baik. Ia mengenakan kaos panjang yang cukup menutupi lekuk tubuhnya “ , dan
juga cantik “Rein memiliki kulit kuning Langsat,sepasang matanya lebar,
indah,dan alisnya lebat, sangat mirip dengan Kajol Devghan”. Dan attar juga
digambarkan oleh penuli masih seseorang yang mudah bergaul dengan orang lain
termasuk itu Rein pacar temannya sendiri “ salah satu alasan mengapa Attar
kemudian orang yang memiliki teman-teman diseluruh pelosok nusantara
Saat Rein menemui Attar
di Pantai, dia selalu menanyakan bagaimana keadaan Elang. Attar tidak
memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi pada Elang kepada Rein, yang
digambarkan oleh penulis pada bagian ini adalah seorang yang bisa menutupi
kebohongan temannya sendiri “ dan kamu juga. . . terus nutupin kebohongan Elang
selama sepuluh tahun ini”. Bahwa Attar sudah memiliki wanita lain yang tidak
diketahui oleh Rein,tapi Rein masih Keukeuh dengan harapan bahwa Attar akan
memberikan kabar tentang Elang kepada dirinya dan masih percaya dengan Elang “
It’s been such stupid ten years ...” “ aku selalu percaya dia pasti kembali. .
. terus percaya begitu”. Kenyataan yang pahit akhirnya diketahui oleh Rein, dan
Attar tidak bisa menutupi rahasia temannya sendiri pada kekasih temannya
tersebut. Dengan berat hati, rein melepaskan Elang dengan wanita lain.Walau
begitu, Attar juga tidak bisa membiarkan Rein bersedih dan dia berjanji pada
dirinya sendiri untuk selalu mengenggam tangan Rein selamanya. Dan disinilah
penulis memaparkan sebuah kisah cinta jarak jauh yang diakhiri dengan sebuah
pengkhianatan . Penulis bisa membawa para pembaca pada pertengahan Novel dengan
sebuah keraguan tentang cinta yang diakhiri pengkhianatan. Tapi, tetap saja
Penulis bisa menyakinkan para pembaca bahwa Langit bisa mengambil hikmah dari
cerita Attar kakaknya tersebut dengan tetap yakin bahwa cintanya tidak sama
dengan kisah Cinta Rein dan Elang.
Bagian keempat Novel
Believe ini, penulis menceritakan Papa dari Biru yang mempunyai watak pantang
menyerah “
namun, tampaknya papa tidak pernah menyerah “. Dalam bagian novel ini, Biru
dikenalkan oleh seseorang yang bernama Julian kenalan Papanya sendiri. Langit
mengetahui Papanya tidak ingin melihat Biru tersakiti lagi setelah dia
mengetahui anaknya dulunya pernah disakiti oleh Neil mantan Biru.Akhirnya
Papanya memutuskan untuk mengenalkannya dengan orang yang menurut dia sendiri
tidak akan menyakiti Biru. Tetapi, akhirnya Biru menuturkan kepada Papahnya
bahwa dia sendiri sudah memiliki Pacar, yang tidak diketahui Papanya namanya
adalah Langit.Biru merasa bahwa Papanya akan marah dengan penuturan Biru
tentang Langit kepada Papanya.Tetapi, dia akhirnya membuang prasangka buruknya
setelah mendengar kata “Amin” dari mulut Papanya Sendiri.
Masih pada bagian keempat
novel, tapi penulis menceritakan kisah cinta antara Rara dengan Jendra kakak
tertua Langit di hari pernikahannya sendiri.Dia yakin bahwa pernikahannya
dengan Jendra akan berjalan dengan lancar, tetapi ada hal yang menggganjal
hatinya. Troy mantan Rara akhirnya datang menemuinya saat pernikahan mereka
akan segera digelar. Troy membujuk Rara kembali kepelukannya tetapi dia
akhirnya memilih pilihannya sendiri dengan konsisten bahwa dia memilih Jendra
yang telah membuatnya bisa menyatukan hatinya setelah pernah dihancurkan oleh
Troy “
sudah banyak cerita tentang calon mempelai yang berubah pikiran pada saat-saat
terakhir sebelum pernikahan. Aku tidak akan membuat itu terjadi pada Rasya “.
Akhir bagian Novel
penulis menceritakan keinginan Langit untuk pulang ke Jakarta , menemui biru
saat dia menyatakan bahwa dia ingin bersama dengan Biru saat dia berjanji untuk
ketemuan di pinggir jalan Ibukota Jakarta. Dan akhirnya cerita di tutup oleh
penulis dengan penuturan kedua kekasih tersebut ingin selalu bersama saat
mereka berada di sebuah KOPAJA “Kopaja 57 ini penuh, tetapi setidaknya menyisakan dua kursi di
belakang untuk aku dan Biru.
Sudut pandang yang banyak
kami temukan pada novel Believe ini adalah sudut pandang orang pertama pelaku
sampingan, karena Penulis memuat tokoh Utama dari tokoh-tokoh lain, selain Biru
dan Langit.Dan penulis lebih banyak menceritakan tokoh utama dari berbagai
tokoh yang berbeda.
·
Latar :
-
Tempat :
1.
Lift gedung menara LIPI Sudirman : “Ketakutan itu rasanya mengejar
di belakangku saat aku berlari dan menyelip masuk lewat pintu lift gedung
menara LIPI Sudirman yang nyaris tertutup.”
2.
Terminal bus : “Aku mengangkat wajahku. Menatap jalanan, dan
orang-orang yang berdiri di pemberhentian bus.”
3.
Stasiun Tugu : “Aku bersyukur pada Tuhan karena menghantarkanku
pada siang hari di Stasiun Tugu.”
4.
Bandara : “Deru pesawat terdengar bising, datang dan pergi. ‘Saya
Cuma ingin bertemu dengan kekasih sebelum dia berangkat ke Kairo naik Fly
Emirates malam ini.’”
-
Suasana :
1.
Tergesa-gesa dan lalu lintas yang macet : “Aku berlari melintasi
lobi dan menemukan deretan panjang kendaraan yang nyaris tidak bergerak
memenuhi Jalan Sudirman.”
2.
Mengharukan : “Sekarang aku sadar tangisku memang bisa pecah
meraung kapan saja. Bersedih menangis sampai berdarah tidak akan mengubah
apapun.
-
Waktu :
1.
Siang : “Aku bersyukur pada Tuhan karena menghantarkanku pada
siang hari di Stasiun Tugu.”
2.
Senja : “Matahari terlihat semakin membesar. Langit kian gelap.
Oleh senja, mendung, dan kumpulan karbon yang menguap dari knalpot seluruh
kota.”
·
Sudut Pandang :
Orang pertama pelaku sampingan
·
Gaya Bahasa : Gaya bahasa yang digunakan penulis banyak sekaIi menggunakan
kata-kata yang sulit dimengerti
Novel Believe ini juga memiliki beberapa kelebihan, terutama dalam
perpaduan beberapa cerita yang menghadirkan tokoh utama secara berbeda, sudut
pandangnya yang berganti-ganti, dan pembauran dalam cerita diolah secara jenius
oleh penulis dengan membentuk banyak karakter dalam satu cerita. Penulis juga
dapat menggunakan gaya bahasa yang unik dan menarik. Morra Quatro memberikan
pandangannya mengenai cinta sebagai kepercayaan seperti kata-kata di dalam
novel dengan harapan agar Langit dan Biru tetap bersama dalam usaha mereka
mengumpulkan kata “ Amin “ dari beberapa tokoh lain yang mereka temui.
Kurang menariknya beberapa
kumpulan cerita di dalam novel menjadikan
kekurangan novel seperti cerita pendek. Tidak hanya itu gaya bahasa yang
digunakan terlalu susah untuk dimengerti. Cerita yang dipaparkan terlalu datar
dan kurang menampilkan klimaks dalam cerita. Kekurangan yang lainnya juga
terlihat jelas dalam novel yang ditulis oleh penulis dengan memfokuskan cerita
tokoh-tokoh yang lain tentang cintanya
daripada tokoh utama dan ketelitian penggunaan bahasa daerah yang
digunakan penulis masih kurang.
Dari novel Believe ini
dapat kita simpulkan bahwa setiap kepercayaan, do’a dan usaha yang diyakini
dengan baik serta serius akan menghasilkan kebahagiaan.
Amanat yang dapat kita
petik dari novel Believe ini adalah tetaplah setia pada pasangan kita walaupun
terpisahkan oleh jarak dan waktu.